Home > Artikel > 5 Karya Seni Teraneh yang Pernah Ada

5 Karya Seni Teraneh yang Pernah Ada

Published at May 10, 2025 22.48 by riezky

161

Hai Artiknesian! Seni selalu dikenal sebagai ekspresi kreativitas yang bebas dan tak terbatas. Namun, terkadang yang dianggap sebagai seni bisa menjadi sesuatu yang jauh dari yang kita bayangkan—aneh, kontroversial, atau bahkan menantang batas-batas konvensional. Tapi, apakah "keanehan" dalam seni berarti bahwa karya tersebut tidak sah? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lima karya seni yang sangat aneh dan kontroversial, yang mengundang reaksi dari kekaguman hingga kebingungan. Mari kita lihat bagaimana karya-karya ini mendorong batasan seni dan membawa kita pada pemikiran yang lebih dalam.

 


 

1. “The Fountain” oleh Marcel Duchamp (1917)

Lebih dari 100 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 April tahun 1917, Marchel Duchamp melahirkan sebuah karya seni yang menjadi salah satu karya seni yang paling absurd dan kontroversial sepanjang sejarah seni, "The Fountain". Kisahnya cukup melegenda. Duchamp, yang ingin mengirimkan sebuah karya ke Society of Independent Artist, yang mengklaim bahwa mereka akan menerima karya seni apapun, selama sang seniman membayar biaya pendaftaran. Duchamp menyajikan urinoir yang ditandatangani dan diberi tulisan “R. Mutt, 1917”. 

 

 

Dewan dan panelis dari Salon tersebut dihadapkan pada sesuatu yang tampak seperti lelucon belaka dari seorang seniman anonim. Panelis menolak Fountain dengan alasan bahwa itu bukan karya seni sejati. Hal ini mendorong Duchamp–yang merupakan anggota dewan itu sendiri– mengundurkan diri sebagai bentuk protes. Karya sederhana ini menimbulkan berbagai reaksi, para seniman dan intelek muncul dan menyatakan sisi pro dan kontra dari masing-masing.

 

Ada sebuah hal magis yang lahir dari karya Duchamp tersebut. Muncul berbagai pertanyaan kritis tentang seni dan eksistensi nya. Apa sih yang membuat karya seni menjadi karya seni yang terakui? Siapa yang memutuskan bahwa karya seni tersebut menjadi karya seni berharga? Haruskah pernyataan tersebut keluar dari mulut seorang kritikus seni? Apakah karya hanya indah ketika ahli seni berkata itu indah? Siapakah sang “Ahli Seni”? 

 

Pada akhirnya, pertanyaan-pertanyaan ini menyentuh inti pemahaman kita sebagai manusia tentang seni itu sendiri. Duchamp dengan Fountain telah menyebabkan reaksi berantai. Duchamp menantang pemikiran konvensional tentang apa yang bisa dianggap seni. Karya ini membuka diskusi besar tentang definisi seni, dan meskipun kontroversial dan dianggap aneh, Fountain karya Duchamp diakui sebagai salah satu karya paling berpengaruh dalam sejarah seni modern.

 

 

2. “My Bed” oleh Tracey Emin (1998)

Seni kontemporer sering kali membawa kita ke dalam dunia pribadi senimannya, dan "My Bed" oleh Tracey Emin adalah contoh yang jelas dari itu. Pada tahu 1998, Emin menayangkan sebuah instalasi karya yang menampilkan ranjang berantakan yang dipenuhi dengan barang-barang pribadi, seperti botol minuman, kondom bekas, pakaian kotor, dan bahkan jejak darah menstruasi. Seperti karya Duchamp sebelumnya, karya ini mengundang banyak perspektif dan diskursus mengenai standar, baik pada seni maupun pada kehidupan manusia.

 

 

Emin sendiri mengaku bahwa karya ini menggambarkan kondisi emosionalnya saat ia menciptakan karya tersebut, dan hal itu mencerminkan perasaan keterbukaan dan keintiman yang sering kali tabu untuk dibicarakan. My Bed mengundang reaksi yang beragam: Adrian Serle dari The Guardian menulis bahwa My Bed karya Tracey Emin adalah “penghormatan solipsistik tanpa henti kepada sang seniman” dan menambahkan “Tracey, kamu membosankan”. Seorang kurator seni berpendapat bahwa karya dari Tracey Emin tersebut merupakan “karya instalasi seni yang menyerupai TKP”.

 

Namun, tak bisa dipungkiri, My Bed juga menuai banyak tanggapan yang lebih hangat dan lebih personal. My Bed menjadi salah satu penggambaran kerentanan seni kontemporer yang paling mencolok, potret diri yang tidak menyimpang dari kekacauan depresi dan patah hati. Dengan kata lain, karya ini menarik bagi audiens yang menghubungkan pengalaman menyakitkan masing-masing pada pesan tersirat dari karya instalasi oleh Tracey Emin.

 

 

3. “The Physical Impossibility of Death in the Mind of Someone Living” oleh Damien Hirst (1991)

Damien Hirst adalah seniman yang dikenal dengan karyanya yang menantang konsep kematian, kehidupan, dan seni itu sendiri. Salah satu karyanya yang paling aneh adalah "The Physical Impossibility of Death in the Mind of Someone Living", yang menampilkan seekor hiu yang diawetkan dalam formaldehid dan dipajang dalam tangki kaca besar.

 

 

Kenapa karya ini sangat kontroversial? Karena karya seperti itu belum pernah ada sebelumnya. Jeff Koons pernah membuat karya instalasi dalam tabung, bola basket pada tahun 1980-an; Karya hiu sudah banyak muncul pada lukisan dan seni patung; dan hewan yang diawetkan oleh formaldehida telah ditampilkan pada museum-museum. Namun, penyajian hewan sebesar itu, diawetkan dengan sempurna dalam formaldehida, dan dibuat seakan-akan masih hidup – belum pernah terjadi sebelumnya di dunia seni. 

 

Karya ini mengundang banyak pertanyaan tentang etika seni, terutama dalam hal perlakuan terhadap hewan. Beberapa orang merasa bahwa karya ini terlalu ekstrem dan tidak bermoral, sementara yang lain melihatnya sebagai refleksi dari ketakutan manusia terhadap kematian. Dengan menggunakan hewan yang mati sebagai objek seni, Hirst berhasil menciptakan karya yang sangat mengejutkan dan menggugah pemikiran tentang keberadaan kita sebagai manusia di dunia ini.

 

 

4. “Piss Christ” oleh Andres Serrano (1987)

Salah satu karya seni yang paling kontroversial dan aneh dalam sejarah adalah "Piss Christ" oleh Andres Serrano. Karya ini menampilkan patung Yesus Kristus yang terendam dalam cairan urin. Karya ini langsung menuai kecaman keras dari banyak kalangan, terutama umat Kristiani, yang merasa bahwa karya ini menghina agama mereka.

 

 

Namun, Serrano sendiri mengatakan bahwa tujuannya bukanlah untuk menghina agama, melainkan untuk menantang konsep kesucian dan bagaimana agama sering kali diperlakukan sebagai komoditas dalam budaya modern, juga sebagai bahan refleksi untuk Andres sebagai seniman dan kristiani. Piss Christ menggugah diskusi tentang simbolisme, kontroversi, dan peran seni dalam mengkritik masyarakat. Meskipun karya ini sangat kontroversial, ia tetap menjadi salah satu contoh pelaku seni yang mampu dan berani untuk memprovokasi pikiran dan menantang konvensi sosial melalui karyanya.

 

 

5. “Comedian” oleh Maurizio Cattelan (2019)

Karya seni yang satu ini mungkin pernah kalian dengar. Karya ini benar-benar mencuri perhatian dunia seni dan pasar seni internasional. "Comedian", karya Maurizio Cattelan, hanya terdiri dari sebuah pisang yang ditempelkan di dinding dengan selotip. Ya, sebuah pisang. Meskipun kelihatannya sederhana, karya ini berhasil dijual dengan harga yang sangat fantastis—sekitar 120.000 USD untuk edisi pertama, dan 150.000 USD untuk edisi kedua.

 

 

Apa yang membuat karya ini aneh? Cattelan menggugah pemikiran kita tentang nilai seni, humor, dan konsumerisme. Apakah seni hanya tentang benda itu sendiri, atau lebih tentang konteks, interpretasi, dan pasar yang mengelilinginya? Comedian membuktikan bahwa seni tidak harus selalu berupa objek yang rumit atau sulit dipahami; kadang-kadang, humor dan kejutan bisa menjadi bahan bakar untuk mengubah pandangan kita tentang seni.

 

 


 

Seni, seperti yang kita lihat, sering kali tidak mengenal batasan. Apa yang dianggap aneh oleh satu orang bisa menjadi karya masterpiece bagi orang lain. Karya-karya seni yang terlihat tidak biasa atau kontroversial justru sering kali membuka ruang untuk refleksi dan pemikiran yang lebih dalam tentang kehidupan, kematian, agama, dan budaya.

Mungkin, keanehan dalam seni bukan hanya soal bentuk atau materi yang digunakan, tetapi juga tentang bagaimana karya tersebut bisa mengubah cara kita melihat dunia di sekitar kita. Jadi, apakah seni yang aneh lebih bermakna daripada seni yang mudah diterima? Jawabannya mungkin bergantung pada bagaimana kita memilih untuk menghadapinya—sebagai kritik, provokasi, atau bahkan kebebasan ekspresi.

Perum. Hill Park Regency Kav 2 Jl. Bandulan Barat 65146 Kota Malang Jawa Timur, Indonesia

Made by ARTIKNESIA