Beli Kanvas, dapet Emas: Rahasia Cuan dari Investasi Lukisan

Di tulis oleh: riezky
Siapa yang masih ingat tahun 2020 kemarin, ketika pandemi Covid-19 melumpuhkan seluruh dunia? Ketika ekonomi dan bisnis mengalami masa anjlok dan tumbang, ada satu hal yang tidak rusak dan tetap bertahan: nilai karya seni. Harga pada karya seni khususnya lukisan nyaris tidak tergoyahkan, bahkan ketika menghadapi krisis global.
Melihat hal ini, melakukan investasi pada lukisan terdengar seperti sesuatu yang menjanjikan, bukan? Meskipun terdengar seperti ladang cuan, banyak pemula yang tergiur tanpa benar-benar paham akan apa yang harus dipersiapkan sebelum berinvestasi kepada lukisan. Alhasil, bukannya menemukan untung, mereka malah berakhir di posisi bingung dan buntu. Pada artikel ini, Tim Artiknesia telah merangkum beberapa tips jika kamu ingin berinvestasi di karya seni khususnya lukisan, namun bingung harus mulai dari mana.
Kenapa Seni?
Sebelum memulai, memang sebaiknya kita mengetahui dan merefleksikan alasan-alasan dibalik kenapa kita memilih untuk berinvestasi kepada seni. Jika kamu memilih berinvestasi karena melihat atau mengikuti saran dari orang lain, ada baiknya kamu juga mengetahui alasan-alasan mengapa berinvestasi kepada karya seni itu penting.
Banyak orang pada akhirnya memilih untuk berinvestasi kepada seni, khususnya lukisan karena seni merupakan investasi jangka panjang yang cukup menjamin. Seperti kasus pada pandemi yang sudah disebutkan tadi, nilai dari sebuah karya tidak berubah-ubah mengikuti fluktuasi pasar, melainkan akan tetap stabil. Karena alasan ini juga, kita harus ingat bahwa seni ini sendiri bukanlah sebuah aset yang bisa kita cairkan kapan saja. Hal ini memerlukan waktu dan tidak jarang juga orang memilih berinvestasi kepada seni untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya, karena kita tahu, sebuah karya seni akan memiliki nilai lebih tinggi semakin tua umurnya.
Bagaimana cara berinvestasi pada Seni?
1. Tetapkan Tujuan
Cara awal untuk berinvestasi adalah mengetahui terlebih dahulu tujuan dari investasimu. Apa yang sebenarnya kamu harapkan dari berinvestasi pada seni? Cuan? atau mungkin kamu lebih tertarik karena kamu enjoy dan menikmati karyanya? Secara ideal, keduanya merupakan alasan yang tepat, karena sejujurnya seni tidak bisa menjanjikan keuntungan, maka penting juga untuk kamu menyukai karyanya terlepas dari bayangan keuntungan.
2. Riset
Setelah tujuannya kamu pegang, maka melakukan riset merupakan destinasi selanjutnya. Kamu bisa mulai meriset jenis karya seni yang ingin kamu investasikan. Seni itu luas, mulai dari lukisan renaissance abad ke-18 sampai ke karya kontemporer di zaman sekarang atau instalasi karya yang belakangan ini trending.
The Team of Red, Oil on Canvas, 150 x 125 cm
Christine Ay Tjoe, 2013
Hal ini penting untuk mengetahui karya apa yang memiliki kedekatan personal pada kita, dan menjadi alasan penting juga karena kita yang akan menjadi penjaga-nya untuk jangka waktu yang cukup lama. Selain riset akan jenis karya seni yang akan diinvestasikan, cari tahu juga harga dan tetapkan budget yang akan kamu keluarkan untuk karya yang akan kamu beli. Lukisan cenderung berharga mahal, jadi penting untuk kita memiliki pandangan jelas atas berapa nominal yang akan kita investasikan.
3. Berkonsultasi pada ahli
Setelah kamu melakukan riset dan menetapkan tujuan, mengontak ahli untuk meminta arahan merupakan langkah selanjutnya. Ahli disini bisa saja pemilik galeri, kolektor pribadi yang kamu tahu dan percayai, ataupun seseorang yang sudah familiar di dunia transaksi karya seni. Yang penting adalah mereka merupakan ahli pada jenis karya seni yang ingin kamu miliki. Mengontak orang yang salah bisa berujung pada bencana. Contohnya, jika kamu mengontak seorang kolektor lukisan klasik, dia tidak akan bisa memberikan saran yang baik jika kamu berniat untuk berinvestasi pada lukisan kontemporer. Mengontak ahli yang sesuai dengan jenis karya seni yang ingin kamu koleksi akan membantumu dalam dunia investasi seni.
Kapan waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi?
Secara simpel, pasti jawaban yang tepat dari pertanyaan itu adalah ‘ketika harga dari karyanya masih rendah dan jual karyanya ketika harganya melambung tinggi’. Namun, karya seni yang harganya masih rendah biasanya merupakan karya seni dari seorang seniman yang belum memiliki nama yang familiar di publik dan biasanya dikenal sebagai ‘seniman pendatang baru’. Memang biasanya karya seni dari seniman baru akan lebih terjangkau secara harga, namun resikonya juga akan semakin tinggi. Orang yang berinvestasi kepada seniman baru, pastinya berharap sang seniman akan menjadi seniman yang paten dan terkenal, sehingga karyanya akan bisa naik menjadi karya yang bernilai tinggi. Sebagai contoh, jika kamu membeli dan berinvestasi pada karya Masriadi di awal tahun 2000-an, kini lukisan yang kamu beli bisa memiliki nilai jual lebih karena namanya yang sudah semakin terkenal. Namun, jika kamu khawatir pada resikonya, mencari seniman yang lebih terkenal dan berpotensi untuk terkenal berarti opsi selanjutnya. Para seniman ini sudah berhasil menancapkan kukunya di dunia seni, dan akan menjadi investasi yang lebih menjanjikan.
The Man from Bantul (The Monster), Acrylic Paint on Canvas, 120 x 150 cm
I Nyoman Masriadi, 2000
Yang terakhir, blue chip artists atau seniman ternama yang karyanya bernilai tinggi dan akan terus meningkat seiring waktu. Istilah ‘blue chips’ terinspirasi dari poker, dimana chip biru merupakan chip dengan harga paling mahal. Seniman blue chip berarti seniman yang karya-karyanya biasanya mendominasi pasar seni dan museum-museum ternama di dunia. Berinvestasi pada tipe seniman seperti ini berarti kamu sudah siap berinvestasi di kelas yang lebih serius.
Salvator Mundi, Oil on Walnut, 45.4 x 65.6 cm
Leonardo da Vinci, c. 1490-1519
Seni merupakan hal yang menarik dan juga bentuk investasi yang baik untuk menambah diversifikasi pada portofoliomu. Dengan melakukan riset, menetapkan tujuan dan niat yang jelas, perjalanan investasimu pada seni akan menjadi perjalanan yang menyenangkan dan menjanjikan. Seni memang bukan untuk mereka yang ingin mencari uang dengan cara yang cepat. Mengivestasikan uangmu di seni butuh waktu yang cukup lama, bahkan bisa sampai berpuluh-puluh tahun, maka juga penting bagi kamu untuk menumbuhkan rasa cinta pada keindahan dan seni itu sendiri.
Untuk kalian yang pada akhirnya tertarik untuk berinvestasi, jangan takut untuk memulai dari yang kecil. Luangkanlah waktu yang sering untuk mengunjungi galeri atau museum atau pameran dari seniman-seniman lokal. Pahami dan cintailah karya-karya mereka, karena siapa tahu salah satu dari mereka akan menjadi calon ‘blue-chip artist’ di masa depan.
Sudah siap berinvestasi di dunia seni?