Ditulis Oleh
Ubud Art Ground: Merayakan Seni Melalui Pameran “PARALLELS: LEGACIES IN FLUX”
Published at Jul 27, 2025 04.55 by ramadhan
Bali merupakan salah satu wilayah yang mempunyai berbagai keindahan alam dan kebudayaan lokal, tidak dipungkiri dengan keseniannya. Kamu pasti tau dengan ogoh-ogoh yang viral beberapa waktu silam di media sosial. Yakni, Bali, dengan beragam budaya dan darah seni yang kental tersebut menunjukkan panorama seni ke khalayak di Ubud Art Ground ini.
Ubud Art Ground menjadi babak baru dalam lanskap seni rupa Indonesia. Platform yang digagas untuk memadukan akar tradisi dan ekspresi kontemporer di Jantung Ubud, Bali, membuka dengan pameran seni Internasional kontemporer inklusif bertajuk “Parallels: Legacies in Flux”, yang berlangsung dari 11 Juli hingga 10 Agustus 2025. Bali kali ini tak hanya menawarkan Ubud melalui keestetisan alam, melainkan pada sapuan kuas para maestro.
Merayakan Warisan, Menyongsong Kebersamaan
Pada pemeran ini tidak hanya menampilkan seniman nasional (Bali), akan tetapi seniman Tiongkok bersama-sama menggagas ulang warisan budaya visual mereka ke dalam konteks dunia kontemporer. Kurator seperti Farah Wardani (Indonesia) dan Prof. Qiu Ting (Tiongkok), “Parallels: Legacies in Flux” menjadikan ini meja dialog lintas generasi dan budaya di ruang pertemuan dua visual besar Asia.
Adapun karya yang disajikan pada pameran ini sekitar 51 seniman Bali yang telah dikurasi oleh Farah Wardani melalui berbagai pendekatan di antaranya, menurut Artpologi:
- - Prelude: A Master’s Touch – Instalasi luar ruang oleh maestro I Made Djirna.
- - Continuum – Narasi tentang perubahan masyarakat Bali.
- - Spectrum – Tafsir individual terhadap tradisi dalam bahasa kontemporer.
- - Tradition Today – Karya generasi muda Bali yang merekonstruksi warisan.
- - Legacies in Flux: A Timeline – Linimasa seni rupa Bali dari para maestro tradisi.
Sementara, pengurasian yang dilakukan oleh Prof. Qiu Ting dari CAFA Beijing (Central Academy of Fine Art) menampilkan sekitar 20 seniman Tiongkok yang tekun tekun terhadap teknik lukisan tinta tradisional guohua. CAFA juga membawa 33 karya lainnya dari pengajar, seniman delegasi Indonesia, dan penerimaan beasiswa dari Lie Siong Tay Charitable Foundation.
Ubud Art Ground tak hanya menawarkan pameran seni, ada rangkaian lain yang bersifat edukatif dan partisipatif, seperti Tur kuratorial dan edukatif, forum diskusi, lokakarya, dan pastinya pasar artisan dan pertunjukan budaya.
Cara untuk Berkunjung ke Pameran Parallels: Legacies in Flux
Perjalanan menuju Ubud Art Ground untuk menikmati pameran "Parallels: Legacies in Flux" bagaikan menelusuri untaian cerita visual yang memesona. Pameran ini berlokasi di Gudang Kayu, Batu Kurung Estate, Kedewatan, Ubud. Jika kamu memulai perjalanan dari Denpasar, siapkan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam berkendara melintasi pemandangan sawah dan desa-desa yang menenangkan, pilihan transportasi terbaik bisa dengan taksi online atau menyewa kendaraan pribadi agar perjalanan lebih leluasa. Setibanya di sana, kamu bisa langsung mengeksplorasi jika sudah menunjukkan pukul 10.00-18.00 WITA, itu jam operasional pameran ini dan gratis untuk dikunjungi. Setelahnya, kamu akan diajak menyelami perpaduan mahakarya seniman Bali dan Tiongkok yang memukau, sebuah pengalaman yang akan memperkaya jiwa dan pandangan kamu tentang seni. Pastikan untuk datang lebih awal agar kamu punya cukup waktu menikmati setiap detail karya dan ikut serta dalam program edukatif yang ditawarkan. Bersiaplah untuk terhanyut dalam narasi budaya dan seni yang tak terlupakan di jantung Ubud ini!
Cek berkala agar kamu mendapatkan informasi terbaru!
🌐 www.ubudartground.com
📷 Instagram: @ubudartground